Minggu, 11 Desember 2011

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Pengertian dan Fungsi Model
         Menurut Littlejohn (1982: 12) “in a broad sense the term model can apply to any symbolic representation of a thing, process, or idea” (dalam pengertian luas pegertian model menunjukkan setiaprepresentasi simbolis dari suatu benda , proses atau gagasan/ide). Pada level konseptual model mempresentasikan ide-ide danproses. Dengan demikian model bisa berbetntuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematika. Biasanya model dipandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. Perbedaan teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah teori merupakan penjelasan (explanation), sedangkan model hanya  merupakan representasi (representation). Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model komunikasi bisa dilihat faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi  antara faktor-faktor dan unsur-unsur yang menjadi bagian dari model.  
        Menurut Deutsh (1966), model dalam konteks ilmu pengetahuan sosial, mempunyai enpat (4) fungsi. Pertama, fungsi mengorganisasikan. Artinya, model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-ngurutkan serta mengaitkan satu bagian/sistem dengan bagian sistem lainnya, sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Kedua, model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas. Ketiga, fungsi “heuristik”. Artinya melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model membantu kita dengan memberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem. Keempat, fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat penting, karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam merumuskan hipotesis, yakni pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu faktor denga faktor lainnya.

Model dasar komunikasi
A.      MODEL KOMUNIKASI BARNLUND
Dalam Barnlund, seorang ahli komunikasi Amerika Serikat membuat dua model komunikasi, yaitu model komunikasi intrapersonal (intrapribadi) dan model komunikasi antarpribadi. Gambaran mengenai kedua model tersebut adalah sebagai berikut.
1.       Model Komunikasi Intrapribadi
Pengerian komunikasi disini menunujukkan pada proses pengolahan dan pembentukan informasi melalui sistem syaraf dan otak manusia sehubungan dengan adanya stimusi yang ditangkap melalui panca indra. Proses berfikir (mencerna dan memahami suatu simbol), serta melakukan reaksi atas suatu stimulasi, adalah bagian adri proses komunikasi yang terjadi dalam diri manusia.
Dalam kenyataannya, seseorang tentu saja akan mengalami berbagai isyarat (baik pribadi ataupun publik) yang bervalensi positif, netral maupun negatif. Namun menurut model ini, semua isyarat ini setelah di-decode, akan membentuk (encode) suatu isyarat tingkah laku nonverbal tertentu (positif, netral atau negatif).

2.       Model Komunikasi Antarpribadi
Proses komunikasi antarpribadi seperti digambarkan dalam model diatas, pada dasarnya merupakan kelanjutan daripada proses komunikasi intrapribadi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Ada dua elemen tambahan. Yakni (M) dan isyarat tingkah laku verbal (Cbeh-v). Dengan demikian pola dan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang dipengaruhi oleh hasil proses komunikasi intrapribadi yang terjadi dalam dirinya masing-masing.
B.      MODEL LASSWELL
Harold D. Lasswell adalah seorang ilmuwan politik yang juga tertarik mendalami komunikasi. Bidang studi yang ditekuninya terutama yang menyangkut propaganda dan kimunikasi politik. Karena konstribusinya yang besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Menurut Lasswell, persoalan komunikasi menyangkut lima (5) pertanyaan sederhana sebagai berikut.
1)      WHO? (Siapa?)
2)      SAYS WHAT? (Mengatakan apa?)
3)      IN WHICH CHANNELS? (Melalui saluran apa?)
4)      TO WHOM? (Kepada siapa?)
5)      WITH WHAT EFFECT? (Dengan akibat apa?)
C.      MODEL KOMUNIKASI SIRKULER DARI OSGOOD DAN SCHRAMM
Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan Schramm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan komunikan/penerima.
Proses omunikasinya dapat digambarkan demikian. Pertama, pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan menyampaikannya melalui saluran komunikasi tertentu kepada lawan komunikasinya yang bertindak sebagai penerima/komunikan. Kedua, pihak penerima/komunikan kemudian setelah menerima pesan akan mengartikan (decoding) dan menginterpretasikan (interpreting) pesan yang terimanya. Ketiga, pihak sumber/komunikator yang pertama serkarang bertindak sebagai penerima/komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kalu ada tanggapan/reaksi, kembali ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya.
D.      MODEL KOMUNIKASI GERBNER
Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama bentuknya dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena meibatkan elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang dibuat Gerbner ada dua, yaitu: model verbal dan model gambar.
1)      Model Verbal
Model verbal dari Gerbner memberikan gambaran bahwa komunikasi mencakup sebelas (11) komunikasi: pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan), objek peristiwa, resepsi terhadap objek peristiwa, reaksi, situasi, saluran/media, distribusi, bentuk/struktur/pola, kontens, makna isi pesan, dan akibat/hasil. Dengan demikian, komunikasi menurut Gerbner adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator dan komunikan), mempresepsikan suatu objek peristiwa, dan bereaksi dalam suatu situasi, dengan menggunakan alat atau saluran tertentu agar sesuatu yang disampaikan itu menjadi ada, dalam bentuk dan ontens tertentu, dengan makna dan arti tertentu, dan dengan tujuan memperoleh suatu akibat atau hasil tertentu.
2)      Model Gambar
Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses komunikasi diawali dengan satu tindakan pemahaman (persepsi). Meskipun proses komunikasi baru dimulai dari adanya persepsi (E1), namun persepsi tersebut tidak dapat lepas dari adanya suatu peristiwa (E). Tanpa adanya peristiwa (E), tidak akan pernah muncul persepsi (E1), dan dengan yidak munculnya persepsi (E1) maka tidak akan terjadi proses komunikasi. Oleh karena itu, Gerbner melihat model gambar melalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan pendekatan psychopyhysical (psikologi fisik).
E.       MODEL KOMUNIKASI RILEY & RILEY
Proses komunikasi pada model-model yang terdahulu sepetinya mengasumsikan terjadinya suatu kevakuman sosial dimana pengaruh lingkungan tidak perlu dipersoalkan. Hal ini dikritik oleh John W. Riley dan Mathilda W. Riley (1959) dalam tulisannya tentang Mass Communication The Social System. Manusia menurut mereka, sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lungkungan atau sistem dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis.
F.       MODEL NEWCOMB
Model komunikasiyang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi antarpribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka. Menurut model Newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mepunyai sikap menyukai atau memiliki selera yang sama terhadapa hak/objek yang dibicarakan.

G.     MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Model komunikasi dari Shannon dan Weaver melibatkan tujuh (7) komponen komunikasi. Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah information source (sumber informasi), message (pesan), transmiter (alat/saluran penyampaian), signal (tanda, sinyal), receiver (alat penerima), destination (sasaran penerima pesan), noise source (sumber gangguan).
H.      MODEL KOMUNIKASI DEFLEUR
Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin DeFleur pada dasarnya merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver. Model DeFleur ini cocok menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup delapan (8) komponen proses komunikasi massa, yaitu: source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device (sarana medium massa), dan feedback device (sasaran penyampai umpan balik).

Model-model Pengaruh Komunikasi
A.      MODEL STIMULUS-RESPONSE
Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih populer dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut.

S --------------- O -------------- R
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting: Stimulus (S), yakni pesan Organisme (O), dalam hal ini penerima (receiver) dan Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.

B.      MODEL PENGARUH PSIKOLOGIS TV DARI COMSTOCK
Model yang dibuat Comstock ini secara khusus mengungkapkan tentang pengaruh televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dpat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsenkuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian, TV tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (ragsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.

C.      MODEL KOMUNIKASI TERHADAP DUA TAHAP
Model dari Katz dan Lazarsfeld lazim disebut dengan two step flow model of communication (model komunikasi betahap dua), menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap: petama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.

D.      MODEL SPIRAL KEHENINGAN
Model spiral keheningan (the spiral of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1947), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.

1 komentar:

  1. perbedaan nya pola komunikasi dengan model komunikasi jadi apa ya mba? apakah kedua nya sama atau terdapat perbedaan

    BalasHapus